
Salatiga (11/4) — Halalbihalal merupakan tradisi masyarakat Indonesia yang digelar pada bulan Syawal atau saat Hari Raya Idulfitri, dengan tujuan untuk saling memaafkan dan menjaga hubungan tali silaturahmi. Demikian pula dengan kegiatan Halalbihalal yang diselenggarakan oleh keluarga besar SMP Negeri 3 Salatiga pada Jumat, 11 April 2025, bertempat di halaman Masjid Ijtihaatul Muna SMP Negeri 3 Salatiga. Acara ini mengusung tema “Kekeluargaan sebagai Penguatan Kinerja”, dengan tujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar guru, karyawan, komite, mantan kepala sekolah, dan mantan guru setelah merayakan Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah.
Acara ini tidak hanya dihadiri oleh guru dan tenaga kependidikan aktif, tetapi juga dihadiri oleh Kepala Bidang Dikdas Disdik Salatiga, Bapak Budi Suprihatin Lutfi, S.T., M.M., Pengawas SMP Negeri 3 Salatiga, Ibu Anis Nuraini, S.Pd., M.Pd., Komite SMP Negeri 3 Salatiga, beberapa kepala sekolah, serta guru dan tenaga kependidikan yang pernah mengabdi dan telah purna tugas dari SMP Negeri 3 Salatiga.
Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang dibawakan oleh ananda Raisya dari kelas 7G, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Sekolah, Bapak Tiyono, S.Pd., M.Si. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan pentingnya menjaga tradisi halalbihalal sebagai wadah untuk saling memaafkan dan memperkuat persaudaraan. Sambutan berikutnya disampaikan oleh Bapak Budi Suprihatin Lutfi, S.T., M.M., selaku Kepala Bidang Dikdas Disdik Salatiga.
Acara dilanjutkan dengan menampilan ananda Sheisa dan Ahza dari kelas 8 dengan menyangikan sebuah lagi “Maulana Ya Maulana”.

Acara dilanjutkan tausiyah yang disampaikan oleh Al Mukarom K.H. M Muhajir (Pengasuh Pondok Pesantren Al-Furqon, Bener, Kabupaten Semarang). Dalam ceramahnya, beliau menyampaikan sejarah halalbihalal, bahwa istilah “halalbihalal” diperkenalkan oleh KH. Abdul Wahab Hasbullah kepada Presiden Soekarno sebagai bentuk silaturahmi antar pemimpin politik, karena pada masa itu kondisi nasional masih dalam konflik dengan Belanda. Atas saran KH. Wahab, Presiden Soekarno mengundang seluruh tokoh politik ke Istana Negara pada Hari Raya Idulfitri tahun 1948. Pertemuan tersebut kemudian diberi judul “Halalbihalal”. Selain itu beliau menekankan pentingnya mendoakan orang yang telah wafat, menjaga kebersihan dari najis seperti air kencing agar terhindar dari siksa kubur, dan pentingnya seorang istri untuk berbakti kepada suami.
Puncak acara adalah mushafahah atau saling bersalaman dan bermaafan. Suasana haru dan bahagia bercampur menjadi satu, menciptakan momen yang tak terlupakan.
Acara halalbihalal ini ditutup dengan ramah tamah dan makan bersama, di mana seluruh keluarga besar menikmati yang telah disiapkan oleh panitia. Kebersamaan dan kehangatan semakin terasa saat seluruh keluarga besar sekolah menikmati hidangan sambil berbincang dan bercanda.
